26 March 2015

Menguraikan Masalah Pendidikan di Indonesia dan Mencari Solusinya



Masalah pendidikan di Indonesia merupakan salah satu permasalah yang penting dan mendesak untuk diselesaikan. Sebab pendidikan merupakan salah satu kunci membangun peradaban dan mencapai kemanjuan bangsa. Pendidikan menjadi proses lahirnya generasi penerus dan pemgemban cita-cita perjuangan bangsa Indonesia. Jika kita merujuk dari tujuan utama pendidikan di Indonesia yakni, mencerdaskan kehidupan bangsa, sudah semestinya pendidikan memiliki porsi lebih banyak untuk diperhatikan pemerintah.


sumber gambar : internet



Faktor Penyebab Lambatnya Perkembangan Pendidikan

Banyak yang menyebabkan pendidikan di Indonesia sulit untuk berkembang, di antaranya:

1.    Biaya pendidikan yang mahal.

Biaya pendidikan di Indonesia masih terbilang mahal, jika dibandingkan kondisi dan kemampuan sebagian besar rakyat. Adanya BOS, BOSDA atau pun beasiswa siswa miskin (BSM), hanya bisa menjangkau sebagian kecil rakyat. Karena kenyataanya masih banyak sekolah yang tetap menarik iuran dari siswa. Dengan berbagai dalih. Belum termasuk di perguruan tinggi, yang tentu lebih mahal sehingga banyak masyarakat tak mampu menikmati pendidikan hingga level tertinggi.

Solusinya, tentu kesungguhan pemerintah untuk menerapkan aturan yang ada. Anggaran 20% dari APBN sesuai amanat undang-undang harus dikawal hingga ke pelosok negeri. Di tingkatan paling bawah. Jangan sampai anggaran itu habis dibagi rata atas nama berbagai proyek yang tak bermanfaat bagi siswa.

Inisiasi dari masyarakat untuk melakukan pendidikan secara mandiri juga patut digalakkan. Artinya pendidikan menjadi tanggungjawab semua, bukan hanya menjadi tanggungjawab negara. Ini akan merangsang agar masyarakat bisa mandiri dan tidak selalu manja.

2.    Sistem yang berganti-ganti tanpa teruji

Seperti hal lumrah dan menjadi sebuah lelucon. Ganti menteri ganti kebijakan. Akhirnya hanya menimbulkan banyak masalah pendidikan dan menguras energi. Sistem pendidikan di Indonesia seharusnya dibangun dengan filosofi lokal-nasional. Tidak harus selalu membebek dengan sistem pendidikan barat.

3.    Pendidikan yang tidak merata

Pendidikan menjadi hak semua warga negara. Hanya saja kita tak bisa menutup fakta bahwa Nusantara terbentang dari Aceh hingga Papua. Dengan beragam latar belakang sosial-budaya. Maka butuh kerja keras dan kerja keras untuk membangun pendidikan secara menyeluruh.

Mulai dari distribusi anggaran, guru, sarana pendidikan, kemampuan teknologi informasi dan banyak lagi. Artinya, kebijakan yang diterapkan seharusnya mengacu pada bagaimana kelak kemampuan daerah untuk melaksanakannya. Sebab Indonesia bukan hanya Jakarta.

4.    Minimnya Guru yang berjiwa pendidik

Kunci keberhasilan pendidikan ada pada sosok guru. Kemampuan mereka menjadi pendidik sangat menentukan kualitas pendidikan di Indonesia. Gelombang ramainya mahasiswa yang memilih jurusan pendidikan (FKIP) terjadi setelah adanya tunjangan profesi guru (sertifikasi), bisa terlihat apa niat mereka sebenarnya ketika ingin menjadi guru.

5.    Keterbatasan sarana dan prasarana


Sarana dan prasarana memang bukan hal utama dalam pendidikan. Film Laskar Pelangi telah memotretnya secara apik. Tetapi juga tak bisa diabaikan, sebab sarana yang memadai akan menunjang lancarnya proses pendidikan. Realitasnya, jangankan di pelosok Papua, di Banten saja yang dekat dengan pusat uang. Banyak sekolah dengan kondisi memprihatinkan.

0 comments:

Post a Comment